Jumat, 12 Agustus 2011

Inilah Pemeran/Pengisi Suara "Unyil" Pertama Kali dan Seperti Apa Beliau Kini

BERBEDA dari Suyadi ”Pak Raden” atau Abdul ”Pak Ogah” Hamid yang sampai sekarang masih lekat dengan sosok yang diperankan dalam film Si Unyil, Bambang Utoyo justru sebaliknya. Padahal, perannya jauh lebih penting daripada keduanya. Bahkan, dia pemeran utamanya. Sebab, Utoyo-lah yang mengisi suara Unyil untuk kali pertama.

Penampilannya sekarang memang sudah berubah. ”Kan waktu mengisi suara Unyil, saya masih umur sepuluh tahun,” kata Utoyo saat ditemui di rumahnya di kompleks Delta Pekayon Jaya, Bekasi. Utoyo pada 20 Juni nanti akan genap 40 tahun.

Pria kelahiran Jakarta itu menjelaskan, dirinya hanya mengisi suara Unyil hingga kelas II SMP. Sebab, ketika itu dia mengalami perubahan suara karena bertambah dewasa. ”Jadi, sudah bukan kayak anak kecil lagi,” ujar Utoyo. Meski demikian, Utoyo masih mengikuti road show Si Unyil hingga dia kelas II SMA.

Alhasil, banyak orang yang tidak mengenalinya, kecuali dia telah menyebutkan sebagai pengisi suara Unyil. Seperti saat Aditya Gumay, pengasuh Sanggar Ananda, terperangah ketika mengetahui bahwa Utoyo yang ada di depannya adalah Unyil. ”Kebetulan, anak saya yang pertama ikut di Sanggar Ananda,” kata suami Nunung Nurhayati itu.

Aktivitas Utoyo saat ini juga jauh dari peran Unyil. Ayah dua anak tersebut bekerja di bagian purchasing sebuah stasiun televisi swasta yang berkantor di kawasan Senayan City. Baru sebulan ini Utoyo bergelut dengan pekerjaan itu. Sebelumnya, dia sempat bertugas di bagian administrasi program dan quality program di stasiun televisi yang sama.

Lulusan Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) itu menyatakan, keterlibatannya dalam Si Unyil terjadi karena faktor ayahnya yang kenal dengan Kurnain, pengarang cerita Si Unyil. Sebelum terlibat di Si Unyil, Utoyo sudah ikut dalam film dokumenter tentang gunung meletus di Dieng pada 1978. ”Pulang dari sana, langsung ikut mengisi suara Unyil tanpa casting,” kenangnya lantas menyebut bahwa bayarannya sehari adalah Rp 10 ribu.

Proses dubbing dijalaninya setiap pulang sekolah di SDN Cipinang Cempedak 02. Tak pelak, Utoyo pun mendapatkan panggilan Utoyo Unyil. Tugasnya kemudian digantikan Rivaldi saat dia menginjak kelas II SMP. Namun, pergantian itu tak menamatkan karirnya dalam Si Unyil. Dia mendapatkan peran baru untuk mengisi suara Ujang, sepupu Unyil. ”Mungkin sebagai ucapan terima kasih, diadakan tokoh itu. Tapi, dia jarang muncul,” ungkapnya.

Namanya juga masih anak-anak, pekerjaan yang dijalani saat masih SD tersebut tidak menjadi beban, malah itu ditunggu-tunggu. Namun, bukan proses dubbing yang mereka nanti, melainkan saat mereka jeda istirahat. ”Kami main-main di belakang gedung PPFN (PusatProduksi Film Negara, Red), main layang-layang dan memanjat pohon jambu,” cerita Utoyo tentang masa kecilnya. Bayaran yang diterima pun sepenuhnya diserahkan kepada orang tuanya.

Saat rombongan Si Unyil harus memenuhi undangan untuk road show ke daerah-daerah, Utoyo juga turut serta. Baju Unyil warna oranye, sarung yang diselempangkan, plus peci hitam menjadi atribut tetapnya. ”Baju dan sarungnya masih saya simpan. Itu benda bersejarah,” katanya. Dia menyatakan menikmati saat-saat road show karena bisa berkeliling ke seluruh Indonesia. Hanya Sulawesi, Irian (kini Papua), Bali, dan Aceh daerah yang belum pernah disinggahinya.

Selain itu, Utoyo harus mempertahankan rambutnya agar tetap gondrong. Hal tersebut sempat ditentang kepala SMP 62, tempatnya bersekolah. ”Kepala sekolahnya nggak mau tahu, pokoknya harus potong rambut,” urai Utoyo. Akhirnya, melalui surat resmi dari PPFN, Utoyo mendapatkan dispensasi untuk tetap berambut gondrong.

Utoyo memberikan apresiasi karena masih ada pihak yang mau menayangkan program Si Unyil di masa sekarang. Namun, dia mengharapkan, penayangan itu tidak mengubah karakter asli tokoh- tokohnya. ”Kalau mau di-produce lagi, harus sesuai dengan aslinya. Jangan dicampur dengan yang lain,” tuturnya.

source

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post